Setiap Pagi
Tentang Putra #1 Setiap pagi di antara matahari pagi yang hangat dan udara sejuk persawahan di depan sekolah, aku menantimu. Aku menantimu berjalan dengan susah payah – sepertinya , walaupun itu kamu rasa mudah. Aku menantimu dengan tas ransel hitam yang tak terpasang semestinya di kedua bahuu satu sisi miring, sisi yang lainnya entah. Kau hanya asal pakai. Aku menantimu dengan koran yang tak terlipat sewajarnya dalam genggaman tanganmu yang unik – kaku. Aku menanti seorang kamu yang selalu aku sapa, namun kamu hanya mengerjap beberapa detik saja. Tahukah kamu, ketika kamu mulai menghafalku sebagai seorang guru – aku merasa sudah tak perlu lagi memusingkan nilai praktik mengajarku. Semua seperti sempurna. Hanya dengan kamu melihatku sekian detik saja, kita melakukan kontak mata. Matamu menangkapku, dan matamu menangkapku. Aku sudah sangat bahagia.